Terdengar hembusan nafas alam
Yang
mengintip dari celah jendela ruangku
Tak sedikit
nyanyian binatang malam yang menemaniku
Tak sedikit
jua titik-titik bintang
Yang
menyinari kanvas hitam dengan awan kelam
Muka jendela
pun perlahan mengintai kelam
Renungan
kehidupanpun di awal peraduan
Hanya
terlihat bayang siluet yang terpancar dari setitik sinar
Terlihat bayang
wajah penuh angan dalam keruh kening yang terpancar
Dan sesekali
tangan dalam sinar kelam mennyentuh gelas
Berisikan air
hitam kental yang menjaga malamku
Perlahan
tegukan itu membasahi kerongkongan
Masih
terlihat asap yang melayang di atas air hitam kentalku
Seakan tak ada
nafas terhembus dari tubuhku
Tapi,
terdengar denyut jantung yang bergetar
Seolah jiwaku
yang terbakar dalam kobaran angan yang menghentam
Bukan
kesedihan yang diratapi pada malamku
Bukan
kebencian yang ada dalam anganku
Bukanlah
kekecewaan jua dalam hatiku
Tapi,ada
setetes air mata yang jatuh membasahi pipi
Perlahan
tanganku yang bergetar menghapus air yang membasahi pipi
Tetap ku
lanjutkan peraduanku dengan menatapi kelam
Semakin
kencang hembusan alam menabrak wajah kusamku
Semakin
terlena ku dalam nyanyian binatang malam
Dan tersadar
tetesan terakhir penjaga malamku dalam tegukan
Berakhir pula
angan yang tersusun pada malamku ini
Hanya tertinggal
bait-bait kata yang akan terangkai..
Karya
: EEN_DN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar